[FanFiction] Red Bite – Chapter 3

Author :: RottenApril

 

Genre :: Yaoi, Incest, Angst

 

Rate :: M

 

Cast :: Jung YunHo, Kim JaeJoong, Choi SiWon, Shim ChangMin

 

Pairing :: YunJae, JaeWon

 

Disclaimer :: Only Own The Plot, The Character Belong To ThemSelves

 

Warning :: Mature Content! [For Sex Scene And Incest Plot]

[Chapter 3]

 

Pandangan YunHo terhadap Soo Jin tak pernah sama lagi sejak saat itu.

 

 

Semenjak ia menyadari bahwa dirinya terlalu aneh untuk membuat patokan standar terhadap tipe idealnya, YunHo berusaha mati-matian menyangkal orientasi seksualnya. Ia bukan gay! Sosok wanita masih menarik minatnya, walau jujur saja ia tidak terlalu ahli dalam masalah percintaan atau apapun yang menyangkut pemahaman tentang makhluk lemah lembut itu. Lantas, mengapa sekarang YunHo mencari-cari sosok JaeJoong dalam diri Soo Jin?

 

 

Disela-sela materi perkuliahan Endokrin yang diikutinya, YunHo mencoba menuliskan kebingungannya dalam notes kecilnya.

 

 

Karena dia terlalu cantik melebihi perempuan.

 

 

Ah, mungkin itu alasan yang paling mendasar. Masuk akal, batin YunHo.

 

 

Terlalu lembut, rapuh, dan anggun. Benar-benar feminim.

 

 

Itu juga bisa, batinnya lagi.

 

 

Aku suka masakannya. Jarang sekali ada pria yang bisa memasak dan mengurus rumah seperti JaeJoong-umma.

 

 

Benar. Perempuan-perempuan zaman sekarang saja langka sekali ada yang bisa memasak sepertinya.Entah sejak kapan YunHo malah jadi memuji-muji JaeJoong.

 

 

Tapi dia Cerewet.

 

 

Cerewetnya bahkan melebihi umma-ku sendiri. Tsk. Kali ini YunHo sedikit tertawa geli.

 

 

Manja sekali pada Siwon-appa. Gampang merajuk dan kekanak-kanakkan.

 

 

Hahaha, benar sekali. Tapi bukankah itu cu….te?

 

 

……..

 

 

Tak lama, YunHo menutup notesnya dan memusatkan lagi perhatiannya pada perkuliahan siang itu.

 

 

Kenyataan itu lambat laum mengubah YunHo. Tak dirasakannya lagi antusiasme saat dirinya dan Soo Jin berkencan. Pelukannya pada gadis itu, genggaman tangan mereka, bahkan ciuman-ciuman lembut yang biasa dilayangkannya kini tak ada artinya. Apa itu artinya YunHo tak mencintai Soo Jin lagi? Justru kebalikannya. YunHo merasa tak nyaman karena kini bayang-bayang JaeJoong jadi sering menghantuinya, –terutama ketika ia tengah bersama Soo Jin–. Pengandaian-pengandaian gila seperti apakah seperti ini rasanya mendekap JaeJoong dalam pelukannya atau apakah ciumannya dengan Soo Jin sehebat ciumannya dengan JaeJoong sungguh membuatnya jatuh kian dalam.

 

 

Dan Soo Jin cukup pintar hingga dengan cepat ia bisa menyadari sikap aneh YunHo. Ia bersikap bijak, dengan menunggu tanpa bertanya apa-apa hingga YunHo-nya dapat kembali seperti dulu. Tapi terkadang sekedar kebijakan bisa juga tak bisa menyelesaikan apa-apa. Dan kepasifannya itu harus dibayar mahal oleh Soo Jin. YunHo dan dirinya berpisah di bulan keempat masa pacaran mereka. Pria itu memutuskannya dengan pengakuan bahwa ia tak tahan lagi menghadapi kegilaan dalam dirinya sendiri. Dari situ, Soo Jin mengetahui kalau selama ia tak bertindak apa-apa, YunHo telah pergi begitu jauh hingga tak bisa ia tangkap lagi.

 

 

Selepas perpisahan mereka, YunHo mencoba mempertahankan kewarasannya dengan mengencani gadis lain, yang kali ini benar-benar tidak memiliki kemiripan sama sekali dengan JaeJoong. Go Ara, –nama gadis itu—adalah junior YunHo yang memang selama ini terang-terangan mengejar cintanya. Meskipun dia tak kalah cantik dari Soo Jin, tapi perhatiannya yang berlebihan terhadap YunHo perlahan mulai membuat pemuda ini jengah. Ara selalu mengurusi segala urusannya, menelponnya tiap saat untuk menanyakan keberadaannya dan juga selalu mencurigainya dengan alasan yang tak masuk akal.

 

 

“ Oppa, aku berusaha menelpon dan mengirimimu pesan tiap 5 menit, tapi kenapa kau bahkan tak mempunyai waktu untuk membalasnya? “.

 

 

“ Jangan biarkan gadis-gadis murahan itu mendekatimu!!! Aku tidak suka itu, kau milikku oppa! “.

 

 

“ Kerumah sakit? Jangan berbohong! Aku tahu jadwal jagamu “.

 

 

“ Pergi dengan YooChun-oppa? Tidak. Sekali aku bilang tidak, itu berarti kau tak boleh pergi, dan artinya, jangan berani melanggarnya “.

 

 

“ Hallo, oppa? Kau ada dimana? “.

 

 

“ Oppa.. oppa.. “.

 

 

Cukup. Tanpa harus berpikir dua kali, YunHo tahu kalau ia harus segera memutuskan Ara dan mengusirnya jauh-jauh dari hidupnya. Ia takut dengan segala batasan dan ke-posesif-an yang dicurahkan gadis itu padanya. Dan hubungan mereka pun hanya bisa bertahan 5 minggu. Ternyata ia salah. Berkencan dengan wanita yang sangat mirip dengan JaeJoong adalah hal gila, tapi berkencan dengan wanita yang tidak memiliki kemiripan sama sekali dengan JaeJoong pun juga mimpi buruk!

 

 

“ Bahkan Soo Jin jauh lebih baik daripada Ara “, keluh YunHo pada YooChun ketika mereka sama-sama memiliki jadwal jaga dirumah sakit. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan sudah tak banyak lagi hal yang bisa mereka kerjakan selain duduk di sofa dalam ruang tunggu untuk mahasiswa praktek. YooChun hanya bisa terkekeh mendengar keluhan YunHo

 

 

“ Kau juga mencampakkannya, ingat? “, sindir YooChun. “ Kau hanya perlu mencocokkan dirimu dengan pasanganmu, Yun. Kenapa harus mencari yang lebih baik lagi? “.

 

 

YunHo menatap YooChun sekilas, kemudian memusatkan perhatiannya pada cangkir kopi yang tengah dipegangnya. “ Kau mengatakan sesuatu yang benar, Chun “.

 

 

“ Mengenai ‘mencocokkan’ diri? Kau akan kembali pada Ara? “.

 

 

“ Mengenai ‘mencari yang lebih baik’ lagi “, jawab YunHo polos. YooChun menggeleng-gelenggkan kepalanya, heran sendiri mendengarkan keahlian sahabatnya itu beranalisis dalam hal asmara, –dangkal dan terlihat sangat amatir–. Tidak sehebat ketika mereka asyik membicarakan ilmu kedokteran dimana YunHo selalu bisa membuat YooChun kagum dengan kejeniusannya.

 

 

Dan menjadi seorang playboy merupakan hal yang ‘gampang’ bagi seorang Jung YunHo. Ia mungkin tak seberuntung dengan Soo Jin saat memutuskan untuk berpacaran dengan Ara. Perlu setidaknya dua kali tamparan, rentetan caci maki, dan guyuran segelas air dingin ketika YunHo ngotot ingin putus dari Ara, tak perduli seberapa keras gadis itu mencoba mempertahankannya. Sebenarnya wajar saja kalau Ara berang, pemuda yang sekarang menjadi mantan kekasihnya itu dengan begitu gampangnya mengakiri hubungan mereka seolah tak pernah menjalani apapun selama 5 minggu ini.

 

 

Dicap brengsek dan suka mempermainkan hati wanita? Tidak apa-apa. Itu jauh lebih terdengar wajar dibanding menyukai seorang pria, bela YunHo dalam hatinya.

 

 

 

 

*****************************

 

 

 

 

JaeJoong tampak asyik membantu merapikan penampilan si bungsu ChangMin. Malam itu mereka hendak menghadiri undangan makan malam dari salah seorang klien suaminya. Selayaknya umma, ia mepersiapkan semuanya agar putra-putranya tampil sesempurna mungkin. Senyum puasnya mengembang saat melihat hasil kerjanya. ChangMin malam itu tampak sangat tampan sekaligus menggemaskan, karena ia memang masih kecil. Setelah selesai dengan ChangMin, JaeJoong beranjak untuk membantu Siwon yang terlihat sedikit kesulitan memasang dasinya. Telah menjadi sebuah kebiasaan, Siwon langsung sedikit menekuk kakinya agar pandangan mereka dapat sejajar dan isterinya itu bisa lebih mudah membantunya.

 

 

“ Sebaiknya kita berangkat sekarang bila tidak ingin terlambat datang “, ucapan Siwon itu mendapatkan perhatian JaeJoong. Segera saja pria cantik ini membalikkan kepalanya untuk melihat jam dinding yang berada dibelakangnya dan kembali melihat kearah suaminya itu dengan pandangan memohon.

 

 

“ Tak bisakah kita menunggu 5 men.. “.

 

 

Siwon menggelengkan kepalanya. “ Tidak, JaeJoong. Ini sudah menjadi persetujuan kita sejak semula bukan. –Aku, dan juga kau, tak akan melarang apapun yang dilakukan putra-putra kita selama itu wajar dan baik–. Lagipula ini hanya makan malam biasa, kita membawa ChangMin saja pun sudah cukup. Biarkan dia bersenang-senang dengan teman-temannya “.

 

 

 

 

*****************************

 

 

 

 

YunHo meneliti dengan seksama orang yang sekarang berdiri dihadapannya. Sepatu pantofel yang disemir hingga mengkilat, jas mahal yang membungkus sempurna tubuh penggunanya, rambut yang diatur formal sekaligus memperlihatkan kewibawaan yang kuat, hingga benda-benda bermerek yang menempel maupun ada disekitarnya seperti jam tangan dan juga mobil sport keluaran terbaru. Pria didepannya ini jelas bukan sembarang orang, atau lebih tepatnya, –bukan sembarang pengacara–. Pengacara? Begitulah pengakuan pria yang tiba-tiba saja muncul didepannya ini. Awalnya YunHo tentu saja merasa bingung. Untuk apa seorang pengacara mendatanginya? Dan yang jauh lebih membingungkan lagi, pria paruh baya itu mengaku sebagai pengacara yang mewakili appa-nya.

 

 

Sulit untuk YunHo mempercayai perkataan pengacara itu. Almarhum appa-nya semasa hidupnya hanya seorang kepala bagian disebuah perusahaan yang tidak terlalu besar. Walau tergolong mampu, mereka sekeluarga tidak menerapkan gaya hidup mewah dan berfoya-foya. Tak mungkin appa YunHo mau membayar mahal hanya untuk memakai jasa seorang pengacara.

 

 

“ Maaf sekali lagi tuan. Tapi.. apa kau yakin kau datang bukan untuk Jung YunHo yang lain? “, tanyanya ketika mereka telah menemukan tempat yang cocok untuk bicara. Sebuah restoran keluarga yang ada ditengah-tengah perjalanan pulang antara kampus dan rumahnya. YunHo berusaha mengakhiri pertemuan itu secepat mungkin. Ia sudah terlambat untuk memenuhi janjinya kepada Siwon-appa dan JaeJoong-umma untuk menemani mereka di sebuah jamuan makan malam.

 

 

Pria itu memasang sebuah senyum diwajah ramahnya. “ Tentu tidak, tuan muda YunHo. Saya sudah sejak lama mencari anda dan tuan muda ChangMin. Maafkan saya karena baru bisa sekarang menemui anda “, jelasnya.

 

 

“ Mencari kami? “, YunHo terkejut karena pria itu juga mengetahui tentang adiknya.

 

 

“ Betul sekali. Saya hendak memberikan wasiat yang dipercayakan kepada saya untuk anda berdua sekalian “.

 

 

YunHo mengerutkan dahinya. “ Wasiat? Saya semakin yakin anda salah orang, tuan. Tak ada apapun yang bisa diwasiatkan appa pada saya dan ChangMin. Kami hanya orang-orang biasa dengan kehidupan sederhana “.

 

 

“ ….. “.

 

 

Pengacara itu mengambil tas koper yang ada disebelahnya, kemudian mengambil sebuah map berwarna coklat dan lalu memberikannya pada YunHo yang hanya bisa memandangi map itu dengan bingung. Sang pengacara lalu menginstruksikan YunHo untuk membuka dan membacanya. Dan ia hanya bisa tersenyum maklum saat ekspresi YunHo berubah drastis beberapa menit kemudian. Pemuda itu tampak sangat terkejut dengan apa yang baru saja dibacanya.

 

 

“ Apa anda masih menyangkal bahwa tidak ada apapun yang bisa diberikan almarhum appa anda kepada anak-anaknya? “.

 

 

“ T-tapi ini… tidak mungkin! “, YunHo berulang kali membaca kertas-kertas yang ada dalam map itu. Kedua matanya naik turun dengan cepat membaca satu persatu kalimat yang ada disana. Tidak ada yang salah, baik dengan pengelihatannya, maupun dengan apa yang ada di map itu. Nominal yang luar biasa besar, jumlah kepemilikan yang tak terhitung atas sejumlah properti, barang-barang, saham dan surat-surat kuasa, belum lagi beberapa nama perusahaan-perusahaan terkenal mendunia yang juga tercantum sebagai ‘harta tak bergerak’ dibagian bawah tabel.

 

 

“ Appa tak mungkin memiliki semua ini! “.

 

 

“ Tidak ada yang meragukan kalau beliau memang hanya seorang pegawai kantoran biasa selama hidupnya. Tapi kenyataan lainnya bahwa tuan Jung juga seorang ahli waris dari sebuah keluarga pemilik kerajaan bisnis yang menguasai 1/3 pasar korea dan dunia tak bisa dielak, bukan? Dan kini sebagai ganti beliau, kalianlah sebagai putera-puteranya yang berhak mendapatkannya “.

 

 

Seperti tiba-tiba dibisukan, YunHo tak bisa berkata apa-apa lagi setelahnya. Kalau memang appa-nya berasal dari keluarga sekaya itu, kenapa ia maupun ChangMin tak tahu apa-apa soal ini? Apa almarhum umma-nya juga mengetahui soal ini? dan lagi.. kenapa baru sekarang setelah sang appa sudah meninggal?

 

 

“ Kenapa appa tidak pernah menceritakan soal ini? “, tanya YunHo, lebih ditujukan untuk dirinya sendiri. Jujur saja ini untuk pertama kalinya ia merasa kecewa pada appa-nya karena telah berbohong. Berita ini terlalu mendadak untuknya. YunHo tak siap dengan sebuah kenyataan bak dongeng cinderella yang telah menantinya. Dan sepertinya pengacara tua itu bisa menebak isi kepala YunHo dan lalu memutuskan untuk membantunya memberi penjelasan yang tepat agar pemuda itu tak terlalu merasa shock lagi.

 

 

“ Jangan berpikir seserius itu, tuan muda YunHo. Yang terjadi sesungguhnya tidaklah serumit yang terdengar “.

 

 

“ Maksud anda? “.

 

 

“ Tuan Jung Yun Jin, atau bisa juga bernama Kim Yun Jin, — appa anda — memang seharusnya menjadi pewaris sah seluruh kekayaan milik keluarga Kim. Tapi karena beberapa alasan, beliau menolaknya sehingga kemudian hak itu jatuh ke tangan adik lelakinya. Namun adik beliau juga menolaknya dan malah meminta bantuan saya untuk mengembalikan seluruh hak waris kepada kalian berdua “.

 

 

“ Saya… semakin tidak mengerti maksud tuan. Siapa keluarga Kim? Bukankah appa bermarga Jung? Dan l-lagipula, appa juga pernah mengaku kalau dirinya adalah anak yatim piatu yang sudah tidak memiliki siapapun. Adik lelaki siap yang tuan maksud? “, tanya YunHo beruntun, tak habis pikir dengan betapa banyaknya rahasia yang selama ini berhasil disimpan rapat-rapat oleh almarhum appa-nya.

 

 

“ Jung adalah nama marga ibu kandung tuan muda YunHo. Appa anda menggunakannya juga setelah mereka menikah. Alasan mengapa beliau melepas nama keluarga aslinya, Kim, untuk saat ini juga saya belum mengetahuinya. Mungkin hanya adik beliau, yang tahu “, jelas sang pengacara.

 

 

Adik laki-laki appa?

 

 

Paman-nya?

 

 

Entah mengapa dada YunHo berdetak begitu cepat, bersaing dengan rasa penasaran yang tumbuh pesat pada sosok misterius yang baru pertama kali ini didengarnya..

 

 

 

 

[To Be Continued]

*****************************

8 respons untuk ‘[FanFiction] Red Bite – Chapter 3

  1. Huwaa klu ntar pairnya yunjae terus wondad ma cpa dong.sm kyumom aja ok chingu tak tunggu ya lanjutannya mian klu ngomennya hnya dichap2 yg aku bc skrng.jd awalanya aku nggk ngasi coment gwenchana ne.oh iya klu ada email dg atau id dg nama cho yonghyun,itu aku ya chingu bedanya itu gmail klu ini ymail.ok lanjut

  2. jangan2 paman yunho itu jeje. aisshh semakin misterius.
    kalo misal bener jeje masuk akal dong kalo jeje sedih banget pas ke makam ortu yunho.
    wah wah pairnya tambah rumit. yunho-jeje dan jeje-siwon
    lanjutkan ne,author-sshi.
    oya dibulan puasa apa masih post ff?

  3. Annyeong chingu-yah..
    I’m ur new reader here ^^
    When i saw this “Incest” thing,, i hesitate to open this kind of story.. but with all my brave and curiosity,,, finally i read it.
    And do you know that i start to love this story when it’s still in the 1st chapter??
    Kkkkk
    Good job dear author..
    I still waiting for the 4th chapter..
    ^^

Tinggalkan komentar