[FanFiction] Red Bite – Chapter 1

Title       :   Red Bite

Author  :   RottenApril

Genre    :   Yaoi, Romance, Incest, Not Angst just lil’ bit hurt

Rate       :   NC21

Cast       :   Jung YunHo, Kim JaeJoong, Choi Siwon, Shim ChangMin

Pairing :   YunJae, JaeWon

P. S        :   Bukti kalau sense of name saia makin lama makin mengkhawatirkan =3= Judul asli FF ini sebenernya adalah “Beast”. Tapi berhubung namanya terlalu sama kayak nama boyband laen dan ujung2nya bisa dikira FF dengan cast mereka, akhirnya ini FF ganti judul lagi jadi “Curse Lines”. Dan… detik-detik menjelang posting, entah kenapa judulnya diganti lagi “Curse of Red”. Namun ( lagi-lagi >X< ) karena dua judul tadi dan beberapa kata yang saia pake kesannya ambigu, FINALLY ini FF ganti judul lagi menjadi “Red Bite”.  Just saying, it’s INCEST FF! I swear, u can’t find vampire, monster, etc. Judulnya menipu? sedikittttt…. =P

 

 

 

 

 

 

 

Ia yang awalnya adalah seorang hewan buas yang merajai malam penuh perburuan.

 

 

YunHo percaya bahwa hidupnya telah digariskan oleh tuhan seperti ini adanya. Dan ia tak memiliki pilihan lain selain menjalaninya dengan kesabaran dan memasrahkan semuanya. Ia sadar tidak ada gunanya melawan atau melakukan hal-hal hebat yang bersifat revolusioner asalkan dirinya dan dongsaengnya dapat bertahan hidup hingga detik ini. YunHo mematahkan taringnya, menutup mata tajam penuh hasrat membunuhnya, semua yang membuatnya ditakuti selama ini.  Yang terpenting ia dapat memberikan tempat tinggal yang hangat dan makanan yang bisa mengenyangkan perut satu-satunya keluarganya yang tersisa itu, bagi YunHo malam-malam perburuan seperti itu sudah tidak terlalu menggodanya lagi. Ia melepaskan jati dirinya sebagai seekor hewan pemangsa demi menjadi seorang appa, umma, dan hyung sekaligus untuk sang dongsaeng, ChangMin.

 

 

Usianya masih 17 tahun ketika tiba-tiba jarum takdirnya mulai berotasi begitu kencang. Sebagai perayaan diterimanya ia disebuah smu terkenal, YunHo dan keluarganya pergi kesebuah resort ski didaerah Namsan. Bersama-sama, mereka melewatkan sebuah liburan yang sangat menyenangkan. Ada appa yang terus menerus mengajak YunHo minum soju bersama, — meski tampaknya pria itu lupa bahwa putranya sebenarnya masih dibawah umur —, umma yang selalu memandang penuh haru dan sayang padanya, serta ChangMin yang tak bosan-bosannya mengeluarkan pernyataan-pernyataan tentang betapa bangganya ia memiliki hyung sehebat dirinya. Sekilas semuanya terkesan bagai mimpi.

 

 

Karena siapa sangka, bahwa kebersamaan itu adalah yang terakhir kalinya untuk mereka.

 

 

Sebuah kecelakaan lalu lintas menghadang langkah YunHo dan keluarganya untuk kembali kerumah kecil penuh keharmonisan milik mereka. Mobil yang dikendarai appa YunHo tergelincir dan masuk kejurang yang curam. Beruntung, YunHo dan dongsaengnya selamat.  Cedera yang didapatnya dan ChangMin tidak terlalu parah. Kakak beradik ini masih bisa pulang ketempat mereka, namun tidak dengan kedua orangtua mereka yang bernasib lebih buruk. Mereka meninggal. Dan yang lebih membuat hati putra-putra mereka terluka, appa dan umma mereka tewas karena saat itu mereka lebih memilih menggunakan tubuh mereka untuk menyelamatkan orang-orang yang dikasihinya, — anak-anak mereka—.

 

 

Sosok yang harusnya mengayomi, melindungi dan mengasihi mereka kini telah menghilang. YunHo terpukul, orang tuanya harus meninggal dengan cara setragis itu. ia kalut dan bingung. Akan jadi apa dirinya dan ChangMin tanpa appa dan umma yang selama ini selalu bersama mereka dalam suka dan duka? Bagaimana ia dan ChangMin bisa bertahan hidup? Kasih sayang, perlindungan, dan materi, —mereka kehilangan itu secara bersamaan—.

 

 

Karena tidak memiliki sanak saudara dan kerabat lainnya, lembaga sosial memasukkan YunHo dan ChangMin ke panti asuhan yang kini menjadi rumah baru mereka. Pihak-pihak yang mengetahui kronologis kecelakaan itu memandang YunHo dan ChangMin dengan pandangan mengasihani. Berjuta-juta kata hiburan dilontarkan oleh mereka, dengan harapan setidaknya rasa peduli mereka dapat sedikit meringankan beban kakak beradik malang ini. Tapi yang mereka tidak ketahui, YunHo sangat membenci sikap mereka ini. Perhatian yang terkesan tulus, namun ia tahu kalau dibalik itu terbersit pula pikiran-pikiran betapa beruntungnya mereka karena tidak harus mengalami hal yang sama dengannya.

 

 

Ia membenci semuanya. Ia benci kepala panti dan orang-orang yang selalu merendahkan dirinya dan ChangMin dengan rasa kasihan yang tidak perlu. Ia benci dengan keadaan ChangMin yang sejak saat itu tidak mampu berbicara karena trauma yang dialaminya. Ia benci dengan dirinya yang tidak mampu berbuat apa-apa baik untuk menghibur ChangMin maupun untuk membungkan mulut orang-orang itu. Dalam sekejap YunHo melemah, — hati dan juga tubuhnya —.

 

 

2 tahun setelahnya, tidak ada perubahan yang terjadi. YunHo dan ChangMin tetap terbelenggu dalam panti asuhan yang mereka anggap sebagai sebuah sangkar emas itu. Beberapa kali tawaran adopsi datang untuk YunHo dan ChangMin, — baik yang ingin mengadopsi keduanya, maupun hanya salah satu dari mereka — . Banyak orang yang terpikat saat pertama kali datang kepanti itu dan melihat mereka. Sepasang kakak beradik rupawan dengan YunHo yang berotak encer, tentu aset menggiurkan yang ingin dimiliki orang-orang yang mengharapkan seorang anak-anak berkualitas. Namun semuanya itu ditolak oleh YunHo.

 

 

Tidak ada orang lain yang bisa menggantikan posisi almarhum kedua orangtua mereka, apapun yang terjadi.  Selamanya.

 

 

Sampai kemudian datanglah sebuah tawaran adopsi yang lain dari biasanya. Sepasang suami isteri, begitu mereka ingin disebut. Agak janggal dan menjijikkan ketika YunHo pertama melihat pasangan itu, karena dihadapannya ia hanya mendapati sepasang pria yang saling merangkul mesra satu sama lain. YunHo berang mengetahui kalau kali ini yang berniat mengadopsi mereka adalah pasangan gay. ia hendak merobek-robek form aplikasi adopsi tepat didepan mata kedua pria itu sampai kemudian YunHo mendengar salah satu dari mereka berbicara kepadanya sebuah fakta yang mengejutkan dan membungkamnya.

 

 

“ Kedua orang tuamu adalah sahabat baik kami, YunHo-ya “.

 

 

Pasangan gay muda itu bernama Choi Siwon dan Kim JaeJoong. YunHo menyebut mereka muda karena ternyata umur mereka terpaut tidak terlalu jauh. Ia bahkan hanya berbeda 6 tahun dengan JaeJoong, pria cantik yang dikenalkan Siwon sebagai isterinya.

 

 

“ Aku tidak tahu apa tujuan kalian, tapi seharusnya kalian pasti sudah mendengar bahwa aku dan adikku hampir-hampir menolak semua permohonan adopsi yang ditujukan untuk kami “, ucap YunHo dingin pada mereka.

 

 

“ Kami mengetahui itu, YunHo-ya. Tapi sampai kapan? Sampai kapan kau akan terus bersikap seperti itu? kalian kehilangan orang tua kalian, sedangkan kami kehilangan sahabat terbaik yang pernah kami miliki. Tentu aku dan JaeJoong tidak sampai hati membiarkan kalian terus membusuk ditempat seperti ini. mau tidak mau, kalian membutuhkan sebuah keluarga. Pikirkan ChangMin, dia masih kecil untuk bertahan seorang diri “, Siwon berusaha membujuk YunHo.

 

 

YunHo bersikukuh tetap tidak ingin diadopsi, tapi hati kecilnya membenarkan perkataan pria itu. ChangMin, dongsaeng kesayangannya yang tahun ini genap berusia 10 tahun. Ia mungkin sudah cukup dewasa untuk menerima kenyataan bahwa hanya YunHo-lah satu-satunya keluarganya yang tersisa, tapi tak cukup dewasa untuk tumbuh dalam tempaan keras dunia sendirian. Panti asuhan ini memang sangkar emas bagi mereka, tapi bila begitu, baik YunHo maupun ChangMin akan segera mati didalamnya.

 

 

Demi ChangMin, akhirnya YunHo memutuskan untuk melunak. Cepat atau lambat mereka memang membutuhkan keluarga yang akan mengembangkan mereka menjadi lebih baik lagi. Terlepas dari fakta bahwa calon ‘orangtua’ baru mereka adalah sepasang pria dengan orientasi seksual yang abnormal, YunHo mencoba bertaruh. Siwon dan JaeJoong sangat senang saat akhirnya YunHo menyetujui pengadopsiannya dan ChangMin, dengan syarat bahwa keduanya tetap akan memakai nama marga mereka sebelumnya, yaitu Jung.

 

 

 

 

*****************************

“ Ini akan menjadi rumah baru kalian. Kuharap kalian menyukainya “.

 

 

JaeJoong dengan bersemangat memberikan tur singkat berkeliling rumah besar itu. tampaknya mereka cukup kaya raya dan berada, batin YunHo ketika melihat sendiri betapa besarnya rumah itu. rumah dengan desain minimalis yang indah, ditunjang dengan pemilihan warna dan furniture-furniture yang juga menarik. Sebuah foto yang tampaknya diambil saat pernikahan Siwon dan JaeJoong diletakkan tepat di dinding ruang tamu.

 

 

Sampai saat ini, YunHo merasa semuanya masih berjalan baik. Dilihatnya ChangMin yang tengah mengobrol searah dengan Siwon, — karena ia masih belum bisa berbicara—. Wajah dongsaeng-nya itu tidak semuram biasanya. Sesekali ia bahkan tertawa mendengar candaan yang dilontarkan Siwon. YunHo tersenyum lega melihatnya. Ekspresinya itu tak luput dari pengamatan JaeJoong.

 

 

” Kalau tersenyum kau mirip sekali dengan appa-mu, YunHo-ya ”.

 

 

Untuk pertama kalinya, mata mereka saling bertemu . Mata JaeJoong yang begitu besar dan bening berkilau indah ketika memandangnya, sembari memancarkan atmosfir rindu dan kesedihan yang dalam. YunHo terpikir kalau mungkin JaeJoong jadi merindukan appa-nya begitu melihat dirinya. Selama ini memang banyak yang berkata bahwa YunHo adalah sosok duplikat sang appa.

 

 

Hanya dalam waktu sebulan, YunHo menghapus anggapan miringnya tentang ide gila pasangan gay yang ingin mengadopsi anak. Tidak buruk, karena ia dan ChangMin sendiri kini tengah mengalaminya. Secara personal, kedua orangtu baru mereka sangat menyenangkan. Siwon adalah seorang pria tampan dan gagah yang memiliki figur seorang ayah sejati. Meski memiliki kesibukan sebagai seorang pengusaha sukses, ia tetap menomersatukan isteri dan anak-anaknya. Pria itu selalu menyempatkan diri sarapan dan makan malam bersama keluarganya sembari menanyakan bagaimana kabar masing-masing anggota keluarga. Sikapnya tegas, ia tidak pernah membeda-bedakan. Bahkan bila YunHo maupun ChangMin berbuat salah, ia tidak segan untuk menegur bahkan kadang memarahi mereka.

 

 

Dan disaat-saat seperti itulah, figur umma lalu sangat berperan penting. JaeJoong adalah sosok ideal untuk itu. mungkin ia memang pria, tapi sisi feminimnya tampaknya mendominasi lebih besar dibanding sisi maskulinnya. Lemah lembut, anggun dan begitu keibuan. YunHo dan ChangMin selalu dimanjakan dengan segala kebaikannya dan juga hasil masakannya yang sangat lezat. Seperti halnya yang selalu dilakukan ibu mereka dulu, JaeJoong melakukan banyak hal bagi putra-putra angkatnya ini. Hal-hal kecil seperti membangunkan mereka dipagi hari dan mempersiapkan kebutuhan sekolah mereka seperti telah menjadi rutinitasnya setiap hari. Kehadiran JaeJoong seakan menjadi oase dalam keluarga kecil itu. Bahkan YunHo sendiri dibuat terkejut melihat betapa cepatnya ChangMin membuka hati pada JaeJoong dengan rajin bermanja-manja pada sosok indah itu.

 

 

Terkadang YunHo sampai merasa lupa bahwa kedua orangtua aslinya telah lama meninggalkan dirinya dan ChangMin karena Siwon dan JaeJoong bisa dengan sempurnanya bersikap persis seperti appa dan umma aslinya.

 

 

“ Woahhh, lihat ini, ChangMin! Lagi-lagi hyung-mu mendapat peringkat satu dikelasnya. Dia hebat sekali kan?! “, Siwon tampak begitu sumringah membaca skript nilai yang diberikan YunHo padanya pagi ini. kegembiraan terlukis jelas diwajah tampannya, — terlihat sekali kalau ia sangat bangga pada putra angkatnya yang satu ini —. ChangMin yang merasa namanya dipanggil segera mendekatkan dirinya pada sang appa, sambil bergelanyut manja ia ikut melihat kertas yang saat ini dipegang ooleh Siwon. Tidak lama ia juga tampak ikut begitu senang sambil mengangguk-anggukkan kepalanya dengan antusias, seakan menyetujui perkataan Siwon barusan.

 

 

“ Siwon-appa, kau terlalu berlebihan! “, YunHo merasa kikuk juga dengan sifat appa-nya yang kadang memang terlalu berlebihan itu, walau sebenarnya ia diam-diam senang karena berhasil membuat pria itu senang dengan prestasinya.

 

 

“ Anak umma memang hebat “, JaeJoong tiba-tiba muncul dari arah dapur sambil membawa senampan penuh berisi mangkuk-mangkuk makanan dengan asap yang mengebul tinggi. Sebelum menaruhnya dimeja makan, ia menghampiri YunHo dan mengecup keningnya.

 

 

“ Kau selalu bisa membuat kami bangga padamu, YunHo-ya. Saranghae~~ “, ucapnya lagi membuat senyum YunHo semakin mengembang.

 

 

“ Nado saranghae, umma. Ayo kubantu meletakkan makanan-makanan ini “, YunHo bangkit sambil mengambil alih nampan yang dibawa JaeJoong, membawanya kearah meja makan dimana Siwon masih tak bosan-bosannya melihat hasil nilai YunHo sedangkan ChangMin sudah langsung duduk manis dikursinya begitu mendengar hyungnya itu menyebut kata makanan. Begitulah, satu hari lagi hari-hari damai dan membahagiakan yang dilewati oleh keluarga baru ini. begitu damainya hingga semuanya terasa wajar.

 

 

Siwon-appa dan JaeJoong-umma. Betapa kini YunHo bersyukur telah bertemu mereka. Setidaknya, keputusannya untuk bersikap sedikit ‘jinak’ telah memberikan hasil yang memuaskan. Adiknya kini bahagia dengan keluarga baru mereka, tidur nyenyak dalam selimut yang hangat, dan dapat makan enak dengan kenyang.

 

 

Apalagi? YunHo bahkan tak ingin meminta lebih dari ini.

 

 

Satu setengah tahun kemudian, YunHo lulus dari bangku smu dengan nilai gemilang. Ia memilih ilmu kedokteran sebagai bidang yang dipelajarinya kemudian dibangku universitas. Dalam sekejap kepintaran dan ketampanannya bagai menjadi angin segar diperguruan tinggi tempatnya menempuh pendidikan. Para profesor dan dosen mengaguminya, sedangkan gadis-gadis berebut ingin dekat dengannya.  Hal ini membuat Siwon yang awalnya sedikit kecewa karena berharap YunHo mau meneruskan perusahaannya, berbalik mendukungnya.

 

 

“ Appa, Umma, kalian darimana saja? “, YunHo terheran-heran saat menemukan appa dan umma-nya pulang begitu larut. Terlebih lagi sepertinya umma-nya tidak bersikap seperti biasa ya. JaeJoong malam itu tampak begitu kacau. Ia meracau-racau tidak jelas dengan tubuh yang sempoyongan. Ia hampir jatuh tersungkur ke lantai kalau saja Siwon tidak tepat waktu menarik tubuh kecilnya itu dalam pelukannya.

 

 

“ Umma-mu mabuk, YunHo-ya. Tolong bantu appa. Aku akan membawanya kekamar, tolong kau siapkan air dan lap “, pinta Siwon.

 

 

Tanpa tunggu dua kali, YunHo langsung menuruti perintah appa-nya. Dalam hati ia mempertanyakan kondisi JaeJoong. Selama ini ia hampir tidak pernah melihat umma-nya itu dalam kondisi mabuk, tentu saja hal ini cukup mengejutkannya. Dengan langkah panjang, ia segera sampai dikamar keduanya. Disana JaeJoong sudah dibaringkan, matanya tertutup, tapi ia tetap meracau-racau. Melihat kedatangan YunHo, Siwon tersenyum kecil, kemudian mengambil baki berisi air dan lap yang dibawa YunHo. Dengan telaten, diusapkannya lap yang telah direndam air itu secara perlahan kewajah isterinya.

 

 

“ Appa, ada apa dengan umma? Kenapa ia seperti ini? “, tanya YunHo.

 

 

“ Kau lupa, YunHo-ya? Ini hari peringatan kematian kedua orangtuamu bukan? Kami tadi ziarah kemakam mereka “.

 

 

YunHo terpaku. Ia merasa terpukul mendengar jawaban Siwon. Bagaimana mungkin ia bisa melupakan hari sepenting ini?

 

 

“ A.. aku bahkan tidak ingat kalau hari ini… “,

 

 

“ Gwenchana, YunHo-ya. Kami memang sengaja tidak mengajakmu dan ChangMin ikut serta karena kami berpikir mungkin hal ini masih terlalu menyakitkan bagi kalian “, Siwon menghentikan kegiatannya untuk memberikan putranya ini sebuah senyuman menenangkan.

 

 

“ Lalu? Kenapa umma sampai… “, YunHo tidak tahan untuk tidak melihat kondisi ummanya. Sosok lembut dan cantik yang biasa dilihatnya kini seakan lenyap, berganti dengan sebuah sosok yang rapuh dan seperti memendam keputusasaan yang tak berdasar.

 

 

“ Jangan khawatir. Seperti yang kami pernah bilang diawal, kalau appa dan umma kandungmu adalah sahabat baik kami berdua. Dan khusus untuk umma-mu, ia menganggap mereka berdua benar-benar sosok yang sangat penting, — melebihi hidupnya sendiri — “.

 

 

YunHo ingin menanyakan lebih tentang hubungan masa lalu antara appa dan umma-nya yang sekarang, dengan appa dan umma kandungnya. Tapi YunHo tahu kalau ia tak boleh bertanya lebih saat melihat guratan luka diwajah Siwon yang masih terus membasuh wajah isterinya sambil sesekali tampak menahan air mata yang berusaha ditahannya. Dan saat sang appa memintanya menggantikannya, YunHo menyadari kalau itulah batas pertahanan Siwon. Mungkin kini ia tengah menangis disuatu sudut entah dimana dirumah besar ini.

 

 

Pemuda tampan berkulit kecoklatan ini menghembuskan nafas panjang, sebelum akhirnya duduk ditepi ranjang. Tangannya sudah memegang lap, namun ia tetap terdiam. Mata musangnya malah betah berlama-lama memandang wajah umma-nya.

 

 

Ia baru menyadari, betapa tuhan mencintai JaeJoong lebih dari makhluk ciptaannya yang lain dengan memberinya kecantikan yang begitu menyilaukan. Parasnya yang rupawan, perpaduan antara kecantikan dan ketampanan yang mampu membuat Siwon-appa-nya bertekuk lutut, — larut akan candu yang memabukkan —. Wajah yang malam itu tampak lebih merona akibat campuran alkohol, bibir merah yang menguncup sempurna, serta rambut hitam legam yang basah karena air dan keringat, mendadak itu semua membuat YunHo begitu penasaran. Ia ingin merasakan sehalus apakah kulit umma-nya itu?

 

 

Jemari YunHo membelai pipi JaeJoong yang terasa kenyal dan lembap. Ia sedikit tak menyangka pria dewasa seperti JaeJoong memiliki kulit sehalus kulit bayi. Tangannya terasa nyaman, seolah-olah menemukan tempatnya diatas permukaan beludru berwarna putih susu itu.

 

 

“ Ngghh… YunHo-ya? “, sentuhan YunHo ternyata mengusik JaeJoong dan membuatnya kembali tersadar. Dengan cepat ia langsung menepis tangannya dari wajah pria itu, sedikit salah tingkah YunHo malah memalingkan wajahnya.

 

 

“ A.. aku diminta appa membasuh umma “, YunHo takut JaeJoong-umma menyangka yang tidak-tidak atas kelancangannya barusan, namun sepertinya itu hanya pikiran berlebihannya. JaeJoong berdiri dari baringannya, lalu bersandar pada tiang ranjang sembari mulai melepas kancing kemejanya satu persatu, —yang kontan membuat mata YunHo makin melebar—.

 

 

“ Kalau begitu, tolong… “, ucapnya lirih. Terdengar begitu menggoda bagi siapa saja yang mendengarnya.

 

 

Dimintai tolong seperti itu, YunHo tak punya pilihan lain selain mengabulkannya. Diraihnya kembali kain lap yang sempat dijatuhkannya, lalu ia mulai membasuh tubuh umma-nya. YunHo menelan ludahnya saat tangannya mendarat dileher jenjang  JaeJoong. Tidak seperti biasanya, kini ia begitu gugup bersentuhan dengan sosok pengganti umma-nya itu. Kain lap yang tipis dan sedikit basah itu tidak membantu sama sekali, karena yang ada kini kulit mereka terasa seperti saling menyentuh satu sama lain. Jantung YunHo mulai berdetak dengan ritme yang tidak konstan, dan perlahan wajahnya terasa panas.

 

 

Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, YunHo lebih dari tahu bahwa perubahaan suhu tubuh dan detak jantungnya yang mendadak seperti itu bukan karena penyakit apapun, melainkan hanya reaksi yang saling berstimulasi karena dorongan perasaannya yang membuncah.

 

 

Perasaan? Perasaan apa? perasaan yang mana?

 

 

Basuhan YunHo turun menuju dada JaeJoong yang kini telah terekspos jelas. Sekali lagi batin YunHo memaki, — lebih tepatnya mengejek dirinya sendiri yang tanpa sadar jadi memikirkan hal-hal tidak pantas —. Tapi bukan salah YunHo bila ia malah jadi berpikiran aneh seperti ini. Dihadapannya tiba-tiba saja terpampang sebuah dada putih bidang mulus yang begitu menggoda, siapa yang tidak akan tergoda? YunHo mengerti sekarang kenapa Siwon begitu terpaku pada isterinya ini. Memiliki pasangan sesempurna ini, untuk apa masih berpaling pada yang lain? Tanpa YunHo sadari, sepasang mata bening juga tengah memandangnya dengan sangat intens. Ia memperhatikan aktifitas yang dilakukan YunHo pada tubuhnya.

 

 

“ Yun..ngghh, dingin “, JaeJoong meringis sangat kain yang basah itu terus menerus melakukan gerakan dibagian tubuhnya yang sama, putingnya. Memang gerakan YunHo begitu lembut, tapi ia tidak tahan dengan rasa dingin itu. YunHo tersentak, buru-buru ia menjauhkan tangan dan lap yang dipegangnya dari tubuh JaeJoong.

 

 

“ M-miahae, umma. Aku tidak bermak… “.

 

 

Saat YunHo mendongakkan kepalanya, mata mereka malah bertumbukkan. Kata-kata seakan hilang diantara keduanya. YunHo menemukan dirinya begitu terhanyut ketika melihat mata besar yang menatapnya dengan sayu tersebut. Dan ketika akhirnya mata itu tertutup, YunHo bahkan tidak menyadari kalau tubuhnya malah refleks mendekat dan membunuh jarak diantara mereka berdua.

 

 

Bibir mereka bertemu. YunHo tidak mempercayai tindakannya sendiri. Mengapa tiba-tiba ia bisa dengan  begitu bodohnya larut oleh suasana dan malah mencium ibu angkatnya ini. bukan di pipi, maupun kening seperti biasanya, melainkan di bibir! Ia ingin menghentikannya, namun tidak bisa. Tubuhnya seakan mengkhianati perintah otaknya.

 

 

Cumbuan itu kemudian meningkat. Yang awalnya hanya sekedar saling menempelkan dan menghisap lembut, berubah menjadi lumatan dan cabikan ganas yang memanaskan mereka. Lenguhan yang keluar dari masing-masing pihak seakan malah menjadi penanda bahwa permainan itu masih terasa kurang. YunHo makin mendempetkan tubuh mereka, ia mencondongkan tubuhnya sendiri hingga membuat tubuh mungil JaeJoong terhimpit diantara tubuhnya dan tiang ranjang.

 

 

Saat YunHo memiringkan kepalanya untuk memperdalam ciuman mereka, JaeJoong segera mengalungkan kedua tangannya mengitari leher YunHo. Sebuah decakan, dan kini lidah keduanya bahkan telah saling bergulat. Bunyi lumatan dan tegukkan saliva mengisi ruangan itu, tanpa malu, para pendosa ini terus tanpa henti memainkan hasrat mereka. Bertukar panas tubuh, berlomba menjadi siapa yang memiliki keinginan memiliki paling menggebu.

 

 

Terus dan terus, bagai sebuah kebutuhan yang tidak pernah terpuaskan sampai akhirnya hati kecil YunHo menyentak sang empu-nya dengan hebat dan berhasil menyadarkannya. Dengan kasar dilepasnya ciuman diantara mereka. YunHo dan JaeJoong hanya bisa saling terdiam disela-sela perebutan oksigen yang mengembang-kempiskan katup paru-paru mereka. YunHo hanya bisa menatap umma-nya itu dengan pandangan horor. Ia sama sekali tak bisa mempercayai apa yang baru saja dilakukannya. Entah dorongan setan mana yang tiba-tiba membuatnya menarik sosok ibunya itu kedalam cumbuannya. Seandainya JaeJoong mendorong dan menamparnya, mungkin semuanya akan selesai dan ia hanya akan dianggap gila sesaat. Namun yang terjadi sang umma malah menerima dan balas mencumbunya juga dengan begitu panas, jelas tidak akan berakhir dengan kata-kata ’ini tidak seharusnya terjadi’ saja.

 

 

Salah. Ada yang salah dengan dirinya. Atau mungkin YunHo hanya tidak menyadari bahwa salah satu dari ‘taring’ yang telah dipatahkannya mulai tumbuh kembali?

 

 

 

 

 

 

 

To Be Continued….

*****************************

21 respons untuk ‘[FanFiction] Red Bite – Chapter 1

  1. itu yunho manusiakan??bukan drakulakan?..aku msh bingung soalnya sma kata ”taring”*kurang teliti kali bacanya -____-….ditunggu kelanjutannya 🙂

  2. omg…. Yunho jaejoong apa yg kalian lakukan??

    Penasaran ma hubungan jae dan ortu yun, Mungknkah jaejoong mencintai appa yunho??
    Cpt update y chingu,
    gw suka dgn ff incest

  3. aq kurang suka incest sichh
    tp penasaran sma nii ff atu
    aq kq curiga ya sama jaewon dsni,, mrka agak misterius g2,, bnarkah mrka sahabat deket umpa.a yun n min??
    hny Tuhan dan author yg tau *plakk
    lanjut dahh,, aq suka nii yunjae uda mulai merasakn benih2 cinta

      • gak juga tuh yang bikin bingung cuman kata ‘taring’ aja kalau kata-kata yang lain sih ngertilah keep writing yah soal nya terlanjur suka ni sama cerita ini 😀

  4. padahal aku udah baca ini sampe 3 kali tapi ternyata belom komen #gubrak
    jeongmal mianhae author, suer kelupaan..
    ide ceritanya aku suka.. disini posisi yunjae jadi ibu-anak.. bener2 baru nemuin yg kayak begini..
    penasaran samaa hubungan jeje dg ortu yunho.. aku sih curiga ada something.. huahaahahaha #sotoy

  5. aaaaaaahhhhhh~ taring?? apa ntu maksud.yaa?? kali belalai qu baru paham oen *yadoong kumat==v

    aigoooo~ si minnie blum bs ngomobg kah?? *sumpel pake ramen*apadehhh=______=v

    eeeaaaa~ si yunjae beraksi..aw aw *kejepit pintu*teruuss==v

    huwaaa~ panas saya..saya butuh yunjae *makin panas ddoonngg XD

  6. sepertinya otak saya yg lemot atau gimana??? jaejoong dan siwon kan sahabat appanya yunho tp kok umurnya beda dikit ya???
    uahhh jaema menerima kissu yunho,, Curiga =,=
    ceritanya menarik semenarik judulnya ^_<

  7. Aku sdih bnget pas bc masa lluny homin., apalagi yunho. Dia hrs bisa mnjd dwsa pdhal anak seumuranny hrsny puas2 main ama tmen2ny. Huwee.., yunho tegarlah!!
    Aku suka bnget ma pndeskripsian onnie tntang klwrga baru yunho. Gmna itu jae n won trs gmna prsaan yun n min yg skrang. Daebak!!!
    Kayakny jae cnta deh ama appany yun., trs pas yun nyium jae s jaeny malah nyium balik., psti s jae ngebayanginny itu th appany yun, scra yun itu kan duplikat appanya.
    Tp aku ga bisa bayangin deh ntar klwrga bhgia ini bkal kaya gmna., lmbat laun psti cinta yun k jae atwpun sblikny bkal mmbwt klwrga hncur. Huwee., psti bkalan nyesekin hati bnget. Tp ta apalah asalkan yunjae brsatu. Hhahaha
    Aku pngen tahu masa laluny wonjae kaya gmna., cpet djelasin yah onnie.
    Oia., aku pnya requestan nih., krna aku YJs sjati aku mnta yun atwpun jae jgn trllu dbwt mndrta yah onnie.., aku bner2 ga mau yun atwpun jae sngat trsksa..,
    Chap brkut2nya banyakin yunjae momentna yah. Hheehhehe
    Hwaiting onnie 😀

  8. Wahh chingu apa tu mksd nya taring td kurang pahamm aq ,,,
    Wahhh ni yunjae apa yg kalian lakukan !!!
    Pnasarann ada hub apa jaewon sm umma n appa nya yunho !!!
    Daebakk
    Lanjutt

  9. Annyeong reader baru
    wah wah.. Sungguh cinta terlarang._.
    Si yun main cium aja, jae nya juga bls haduh haduh..untung gak ketauan siwon, kalo sampe ketauan, gak tau gimana deh..
    Nice ff ^^

Tinggalkan komentar